Beranda · Daftar Isi · Disclaimer · Privacy Policy · Terms And Conditions· Contact Us

Cara Budidaya Ciplukan (cecendet)

Loading...
Ciplukan adalah salah satu tumbuhan yang banyak tersebar di tanah indonesia dan tumbuh tanpa perawatan sama sekali, namun pada saat sekarang ini Ciplukan mulai dibudidayakan di karenakan keberadaanya yang mulai jarang (langka). Dibawah ini kami akan membahas mengenai bagaimana cara budidaya ciplukan dengan cara yang mudah.
Cara Budidaya Ciplukan (cecendet) 
Pertama Syarat Tumbuh
Tanaman ciplukan sangat cocok hidup pada tanah yang subur, gembur, tidak tergenang oleh air, dan memiliki pH tanah mendekati angka netral. Tanaman ciplukan dapat hidup pada tanah yang kurus, agak padat, dan kurang terawat bersama dengan tanaman liar yang lain. Kondisi lapisan olah tanah bagian atas sangat berpengaruh sekali terhadap kesuburan tanaman ciplukan ini. Ciplukan bisa hidup di dataran yang rendah hingga dataran yang tinggi dengan ketinggian sekitar 1.500 m dpl.

Kedua Tahapan dalam Budidaya Ciplukan
Pembudidayaan tanaman ciplukan yang dilakukan dengan memanfaatkan bibit dari hasil perbanyakan generatif, memerlukan beberapa tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut :

a. Menyiapkan Benih
Benih disiapkan dari buah ciplukan yang sudah tua dan tentunya matang dari tanaman ciplukan yang berumur lebih dari 2,5 bulan. Buah yang sudah tua dan matang, bila dipijit (tekan) dengan jari akan mengeluarkan daging buah yang lumayan lunak beserta bijinya. Biji ini digunakan sebagai benih yang siap disemai.

b. Menyiapkan Media Semai
Penyemaian ini dilakukan untuk mengecambahkan biji-biji dari Tanaman ciplukan sehingga tumbuh menjadi tanaman mini yang sudah siap untuk kita pindahkan ke lapangan. Tanah yang akan kita gunakan sebagai media persemaian harus berfisik halus dan gembur serta mempunyai unsur hara yang cukup.

c. Penyemaian Benih Ciplukan
Pemeliharaan benih ciplukan pada bak semai relatif lebih mudah dilakukan dibanding dengan pemeliharaan benih pada bedengan. Penyemaian biji pada bedengan diperlukan penutup dengan sungkup plastik yang berfungsi untuk menekan penguapan air dari media semai, menghindari terpaan panas matahari atau air hujan, serta mencegah dari serangan hama dan penyakit. Bibit yang berumur 4-6 minggu telah siap untuk kita tanam di lahan.

d. Penanaman
Bibit ciplukan yang telah tumbuh di persemaian memiliki akar yang relatif sedikit, batang Bibit ciplukan masih lunak, dan jumlah daun masih sedikit kurang lebih 8 lembar. Bibit ciplukan memiliki kelemahan yaitu akar dan batang yang mudah rusak, dan setelah dicabut daunnya cepat layu. Oleh karena itu, bibit ciplukan ini perlu dipindahkan secara hati-hati, dan setelah Bibit ciplukan dicabut harus segera ditanam kembali agar tidak mati.

e. Perawatan
Perawatan tanaman ciplukan pada lahan tanam sama dengan perawatan tanaman ciplukan pada pot. Penyuluhan tanaman harus segera dilakukan untuk mengganti bibit tanaman yang telah mati. Penyiraman tanaman pada ciplukan tidak perlu berlebihan, mengingat kebutuhan tanaman ciplukan terhadap air tidak beda jauh dengan palawija, yaitu sangat relatif sedikit. Memperhatikan dari sifat dan fisik pada tanaman ciplukan, maka pemupukan dapat kita lakukan sebanyak dari dosis pupuk yang biasa gunakan pada tanaman tomat.

f. Pemupukan pada Tanaman Ciplukan
Prinsip pemberian pupuk buatan pada tanaman ciplukan adalah sebagai berikut:
1) Seluruh dosis pupuk Kalium dan Fosfor, diberikan pada lubang-lubang pertanaman, sedalam pada penanaman bibit.
2) Pupuk susulan Pertama, berupa dosis dari pupuk Nitrogen, yang diberikan setelah 2 minggu tanam. Pupuk ditaburkan di alur yang dibuat pada sekeliling tanaman, dengan jarak sekitar 10 centi meter dari lubang tanam.
3) Pupuk susulan kedua, berupa dosis dari pupuk Nitrogen, yang diberikan setelah 35 hari setelah tanam. Pupuk ditaburkan di alur yang kita buat di sekeliling tanaman, dengan jarak sekitar 10 centi meter dari lubang tanam.
4) Apabila budidaya ciplukan ditujukan untuk dipungut brangkasnya, maka dosis pupuk Nitrogen dapat kita tingkatkan, sedangkan dosis pupuk Kalium dan Fosfat kita kurangi.
5) Penggunaan pupuk pada tanaman ciplukan yang kita tanam dengan sistem tumpang sari, dapat disesuaikan dengan dosis pupuk yang kita gunakan bagi tanaman utamanya

Sumber :
1. Buku pintar tanaman obat: 431 jenis tanaman penggempur aneka penyakit (Google eBuku), AgroMedia, 2008 -332 halaman.
2. Tanaman Rempah dan Obat, Ir. Rahmat Rukmana, Kanisius 1995.
Penulis : Iman Priyadi,SP (Penyuluh Pertanian Balai Besar pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian)
Loading...

1 Tanggapan untuk "Cara Budidaya Ciplukan (cecendet) "