Budidaya tanaman secara hidroponik adalah budidaya tanpa menggunakan tanah, tetapi menggunakan larutan nutrisi sebagai sumber utama untuk pasokan nutrisi tanaman tersebut. Pada budidaya tanaman dengan media tanah, tanaman memperoleh unsur hara dari tanah, tetapi pada budidaya tanaman secara hidroponik, tanaman memperoleh unsur hara dari larutan nutrisi yang dipersiapkan khusus.
Larutan nutrisi dapat diberikan dalam bentuk genangan atau juga bisa dalam keadaan mengalir. Selain itu, larutan nutrisi juga dapat dialirkan ke media tanam hidroponik sebagai tempat berkembangnya akar.
|
Sistem Hidroponik |
Pada dasarnya tanaman membutuhkan unsur hara esensial, karena jika salah satu saja diantaranya tidak tersedia maka tanaman akan mati atau minimal tanaman tidak mampu menyelesaikan siklus hidupnya dengan baik. Ke-16 unsur hara esensial tersebut digolongkan menjadi 2 yaitu unsur hara makro dan juga unsur hara mikro.
Disebut unsur hara makro karena unsur hara ini dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak dan sebaliknya unsur hara mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relative sedikit.
Unsur hara makro terdiri dari Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S).
Unsur hara mikro terdiri dari Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Tembaga (Cu), Klor (Cl), Seng (Zn), dan Molybdenum (Mo).
Kunci utama dalam pemberian larutan nutrisi atau pupuk pada sistem hidroponik ini adalah pada pengontrolan konduktivitas elektrik (electro conductivity = EC) atau aliran listrik di dalam air dengan menggunakan alat EC meter. Selain EC, pH juga merupakan faktor yang penting untuk dikontrol. Formula nutrisi yang berbeda mempunyai pH yang berbeda, karena garam-garam pupuk mempunyai tingkat kemasaman yang berbeda jika dilarutkan dalam air.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, pH larutan yang direkomendasikan untuk tanaman sayuran pada kultur hidroponik adalah antara 5,5 sampai 6,5. Ketersediaan Mn, Cu, Zn, dan Fe berkurang pada pH yang lebih tinggi, dan sedikit ada penurunan untuk ketersediaan P, K , Ca dan Mg pada pH yang lebih rendah. Penurunan ketersediaan nutrisi berarti penurunan serapan nutrisi oleh tanaman tersebut.
Dalam sistem hidroponik, untuk mengukur kepekatan pupuk digunakan istilah EC (Elektro Conductivity) dengan satuan mmho/cm (satuan daya pengantar listrik) atau mS/cm. Selain EC kadang-kadang juga digunakan istilah cF (Conductivity Factor). Namun istilah cF jarang digunakan.
Setiap bahan kimia mempunyai EC yang berbeda. Pada dasarnya setiap unsur mempunyai daya larut yang baik dalam kisaran pH tertentu. Jika pH terlalu rendah, daya larut unsur tersebut akan menurun sehingga daya serap tanaman terhadap unsur hara tertentu kemungkinan juga akan berkurang. Akibatnya, tanaman akan menunjukkan gejala defisiensi unsur tersebut. Hal yang sama akan terjadi jika pH terlampau tinggi.
Sumber : abyspacetion.co.id
Belum ada tanggapan untuk "Kualitas Larutan Nutrisi Pada Sistem Hidroponik"
Posting Komentar