Tanaman jambu air atau bahasa ilmiahnya Syzygium aqueum yang diduga sebagai tumbuhan asli Indonesia, ada juga yang menduga bahwa tanaman jambu berasal dari India dan Asia tenggara. Jambu air hampir di tanam di seluruh wilayah Indonesia.
Jambu air merupakan tanaman parensial (menahun) dan dapat berbuah dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Juli dan September. Ketinggian pohon bisa mencapai hingga 7 meter.
Buah jambu air banyak mengandung protein, kalori, lemak, kalsium, zat besi, fosfor dan vitamin C serta air. Bagian yang bisa dimakan dari buah jambu air sebanyak 90%.
Jambu air sangat banyak jenis dan varitasnya, antara lain Bangkok , Semarang , Cincola, Apel , Lilin, Camplong, dan lain-lain.
Jambu air bisa tumbuh dan berproduksi dengan sangat baik pada ketinggian tempat rendah sampai 1.000 meter dari permukaan laut. Katinggian tempat yang optimal ialah 3 hingga 500 meter dari permukaan laut. Jambu air membutuhkan curah hujan yang cukup, tetapi pada saat hujan saat berbunga akan menggugurkan bunganya. Tanah yang cocok ialah tanah yang subur, gembur dan memiliki banyak humus aerasi dan drainase baik serta pH tanah 4 hingga 8.
Jambu air bisa diperbanyak dengan benih, cangkok, sambung, okulasi dan stek. Kecuali dengan benih, cara budidaya di atas memiliki keuntungan antara lain cepat untuk berbuah, yang akan memiliki sifat yang sama dengan induknya dan jambu tidak terlalu tinggi.
Untuk penanaman di pot pilihlah bibit berasal cangkok, karena dari banyak cara budidaya tersebut bibit yang paling cepat berbuah adalah dengan cara cangkok. Pencangkokan yang baik sebaiknya dilakukan pada musim hujan, karena pertumbuhan akar lebih cepat dan bisa mengurangi penyiraman. Pilihlah cabang atau ranting yang telah pernah berbuah dan banyak daunnya. Kupas kulitnya sepanjang kira-kira 3 cm. Diamkan 1 hingga 4 minggu. Tutup dengan media lumut (moss) yang telah dibasahi dan bungkus dengan plastik transparan (plastik kresek putih) atau serabut kelapa, setelah 12 minggu akar akan terlihat tumbuh memenuhi media cangkok dan cangkokan sudah bisa di potong.
Gunakanlah pot yang sesuai dengan ukuran tanamannya, misalnya pot dengan ukuran yang berdiameter 30 cm dan tingginya 35 cm atau yang lebih besar. Makin besar ukuran pot yang digunakan maka akan makin mudah tanaman untuk tumbuh normal.
Isilah pot dengan ijuk atau pecahan genteng setebal 5 cm yang berfungsi sebagai penahan keluarnya media tanam pada saat penyiraman. Kemudian isi dengan media tanam yang terdiri dari beberapa campuran seperti pupuk kandang, tanah dan pasir dengan perbandingan yang sama sampai penuh.
Setelah cangkokan dipotong, kurangi daun sampai setengahnya yang berfungsi untuk mengurangi penguapan. Kalau cangkokan terlalu tinggi dapat dipotong agar tanaman yang akan ditanam nantinya tidak sering tergoyang karena tiupan angin atau pada saat penyiraman.
Penanaman cangkokan yang baik sebaiknya dilakukan pada saat suhu udara rendah seperti pada pagi hari atau sore hari. Lubangi media tanam seukuran dengan bungkusan akar cangkokan. Buka plastik bekas pembungkus akar cangkokan dan bibit bisa ditanam di pot. Tempatkan tanaman pada tempat yang tidak terkena oleh sinar matahari secara langsung sampai tanaman memiliki tunas baru dan tumbuh kokoh, setelah itu secara bertahap pindahkan ketempat yang terkena sinar matahari secara penuh.
Penyiraman 1 hingga 2 kali dalam sehari, pada pagi hari dan sore hari terutama pada musim kemarau. Penggemburan media tanam dilakukan apabila media tanam telah mengeras dan padat, dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak akar. Penggemburan juga bisa dilakukan dengan menyiramkan AgriSC sebanyak 1 hingga 1,5 cc/liter air.
Pemangkasan dapat dilakukan untuk membentuk tajuk tanaman jambu air. Setiap pemangkasan akan memunculkan tunas yang baru, pilihlah 3 hingga 4 tunas baru yang akan ditumbuhkan. Makin banyak ranting dan cabang, makin banyak tempat keluarnya bunga jambu air. Pemangkasan juga berfungsi untuk membuang tunas-tunas liar yang biasanya tumbuh secara cepat dan lurus ke atas atau membuang tunas yang rudak dan tidak produktif lagi.
Pemupukan untuk jambu air yang belum berbuah dapat dilakukan setiap bulan dengan memberikan pupuk Urea, KCL dan TSP dengan perbandingan 2:1:1 sebanyak 15 gram atau 3 sendok makan. Pupuk di tabur di sekeliling pinggiran media tanam, dan lakukan penyiraman setiap kali selesai memupuk. Pemupukan untuk jambu air yang sudah berbuah atau akan berbuah dilakukan 2 hingga 3 kali dalam setahun menjelang jambu air berbuga dengan Urea, TSP dan KCL dengan perbandingan 1:2:1 sebanyak 15 gram atau 3 sendok makan. Sebagai tambahan dapat kita berikan pupuk daun seperti Gandasil D yang berfungsi untuk pertumbuhan vegetatif dan Gandasil B yang memiliki fungsi untuk pertumbuhan generatif setiap seminggu sekali dengan dosis seperti anjuran pada kemasannya.
|
Tabulampot Jambu Air dengan 2 Jenis Buah |
Setiap 3 hingga 5 tahun sekali bisa kita lakukan pergantian pot jika ukuran pot sudah tidak mencukupi atau pot sudah rusak. Kalau tidak mengganti pot, maka media tanamnya saja yang diganti. Potonglah hingga 5 cm media tanam beserta dengan akar disekeliling pinggir dan bagian bawah media tanam dengan pisau yang tajam secara pelan-pelan dan perlahan, kemudian tanam kembali dengan menambahkan media tanam yang baru. Setiap pemotongan akar harus diimbangi dengan pengurangan daun jambu air, kalau tidak tanaman secara alami akan melayukan dan menggugurkan daunnya.
Terlepas dari petunjuk teknis yang sudah dijelaskan, perawatan yang terbaik ialah perhatian kita terhadap tanaman yang kita tanam. Semakin kita perhatikan biasanya tanaman yang kita tanam akan memberikan hasil yang kita harapkan.
Sumber : ficusbenyamina.com
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus