Paprika merupakan tanaman hortikultura yang relatif baru dikenal oleh masyarakat Indonesia. Penggunaan paprika umumnya masih sebagai peyedap atau komponen masakan luar negeri, seperti paprika campur sosis dan cah paprika serta paprika segar sering juga dijadikan salad.
|
Paprika Hidroponik |
Paprika sulit dibudidayakan secara konvensional di tanah karena sulitnya teknik pelaksanaan budidaya, misalnya bedengan perlu disterilkan dengan memasukkan uap air ke dalam bedengan selama 8 jam dengan suhu 75 derajat Celcius. Budidaya Paprika secara hidroponik merupakan cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala budidaya paprika secara konvensional. Naungan (greenhouse) mutlak diperlukan untuk penanaman paprika di musim hujan. (Indriani dan Prihmantoro 2003).
Tanaman paprika merupakan salah satu jenis cabai yang lebih sulit dibudidayakan dibandingkan dengan cabe rawit, cabai keriting, cabai merah dan cabai-cabai hias yang lain (Harjono, 1996), maka dari itu paprika banyak dibudidayakan secara hidroponik. Dengan perawatan yang intensif 1 tanaman paprika pada sistem hidroponik dapat menghasilkan kurang lebih 2,5 kg buah untuk 1 tanaman, sedangkan bila ditanam pada tanah hanya menghasilkan kurang lebih 1 kg buah untuk 1 tanaman.
Konsentrasi nutrisi sangat menentukan berhasil atau tidaknya budidaya tanaman paprika secara hidroponik. Petani hidroponik di Negara Belanda selalu mengubah konsentrasi nutrisi secara teratur yang disesuaikan dengan varietas tanaman dan lingkungan setempat. Panduan pemupukan pada tanaman hidroponik hanya untuk patokan dasar (Untung, 2000).
Nutrisi A & B mix merupakan nutrisi yang siap pakai untuk berbagai jenis tanaman. Kepekatan atau konsentrasi nutrisi ini perlu untuk disesuaikan dengan daerah, iklim, varietas dan media. Konsentrasi nutrisi tidak dapat distandarkan atau disamakan. Pada setiap situasi dan kondisi yang berbeda harus dicari konsentrasi yang optimal untuk tanaman.
Pembahasan kali ini kami akan menjelaskan bagaimana tahap-tahap penanaman paprika secara hidroponik :
Pertama Persiapan Media Persemaian
Media semai terdiri dari campuran pasir, pupuk kandang dan sekam bakar dengan perbandingan 1:1:1.
Kedua Fumigasi Greenhouse
Kegiatan fumigasi Greenhouse dilakukan 1 minggu sebelum bibit paprika ditanam, setelah polibag diletakkan di dalam greenhouse. Fumigasi yang berarti asap ialah sebuah metode pengendalian hama menggunakan pestisida. Dalam proses fumigasi, sebuah area akan secara menyeluruh dipenuhi oleh gas atau asap yang berfungsi untuk membunuh semua hama yang berada didalamnya. Metode fumigasi dapat membunuh hama yang hidup di dalam struktur bangunan, misalnya rayap.
Ketiga Persemaian
Benih paprika direndam selama 20 jam hingga 24 jam, setelah itu benih paprika dikecambahkan. Sebelum benih paprika disemai, media didalam pot disiram menggunakan air hingga basah dan dibuat lubang di tengahnya sedalam 4 cm.
Keempat Penyusunan Polibag
Susunlan polibag sesuai selera Sahabat Inspirasi Berkebun agar terlihat indah pada saat berbuah.
Kelima Penanaman dan Pemasangan Tiang Standar dan Label
Media arang sekam disiram hingga basah dengan nutrien sebanyak dua liter. selanjutnya bagian tengah media dilubangi sebesar ukuran polibag bibit yang akan ditanam. Bibit paprika siap ditanam. Dripper ditancapkan ke dekat batang tanaman. Pemasangan tiang standar dilakukan pada setiap tanaman sampel
Keenam Pembuatan Sistem Irigasi
Pemberian larutan nutrisi pada tanaman menggunakan sistem irigasi tetes atau DIP (Drip Irigation System). Caranya adalah selang utama diberi beberapa lubang kecil dan diberi jarak kurang lebih 35 cm kemudian diberi pentil pada setiap lubang untuk tempat sambungan selang cabang. Kemudian selang utama disambungkan ke klep atau valve yang terpasang pada sisi bawah ember, sedangkan ujung selang lainnya disumbat. Ember diletakkan diatas meja atau rak khusus yang tingginya satu meter dari lantai selanjutnya selang ditaruh pada posisi yang datar dengan menggunakan kayu Selang kecil dipasang pada pentil pipa dan ujung selang dipasang dripper yang sudah di modifikasi.
Ketujuh Penyiraman dan Pemupukan
Penyiraman sebaiknya dilakukan setiap hari atau 2 kali sehari antara pukul 07.30 hingga 16.30.
Kedelapan Pemeliharaan
Pembentukan dan pemilihan batang produksi, pelilitan pewiwilan, pengajiran dan perompesan serta pemberantasan penyakit dan hama.
Sumber : Yusniwati, Irfan Suliansyah, dan Heni Dayati, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang, 2004.
Di mana bisa mendapatkan bibit?
BalasHapuscoba ke toko pertanian terdekat sob
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus