Dikutip dari halaman web viva.co.id, kelompok mahasiswa dari Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Biologi, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menemukan sebuah peluang pemanfaatan puntung rokok sebagai insektisida nabati sebagai pembasmi ulat kubis dan busuk pada tanaman cabai.
Dari hasil penelitian dan riset yang para peneliti lakukan selama 45 hari, dengan membandingkan antara ekstrak daun pepaya dan puntung rokok terhadap jumlah kematian hama ulat kubis (Plutellaxylostella), ternyata puntung rokok lebih unggul dari pada ekstrak daun papaya mempercepat kematian (mortilitas) hama ulat tersebut.
Salah seorang mahasiswa dari peneliti tersebut, Martha Lina mengatakan prosedur penelitian tersebut diketahui dari penyemprotan insektisida nabati dari puntung rokok dan ekstrak dari daun papaya, dengan jangka waktu yang sudah ditentukan.
Dari riset yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa tersebut diketahui bahwa ekstrak dari puntung rokok dapat mengakibatkan 100% tingkat mortalitas pada hama ulat kubis sebanyak 21 ekor ulat kubis dalam kurun waktu 3 hari, sedangkan ekstrak daun papaya hanya mengakibatkan 65% atau sebanyak 14 ekor ulat mati dalam kurun waktu lima hari.
Martha salah seorang peneliti tersebut pada Selasa 3 Maret 2015 mengatakan pada puntung rokok memiliki senyawa alkoida dari daun tembakau. Dengan kata lain, nikotin bisa digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan insektisida.
Menurut salah seorang peneliti bernama martha, kebutuhan akan insektisida sebagai pembasmi hama dalam bidang pertanian terus mendorong para peneliti untuk mencari bahan-bahan dasar pembuat insektisida termasuk senyawa nikotin dari puntung rokok.
Peneliti dari Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Waktu yang diperlukan selama empat bulan sejak bulan Juli hingga Oktober tahun 2011, rancangan yang digunakan ialah rancangan acak lengkap (RAL) untuk penelitian secara (invitro) Jumlah perlakuan ada sepuluh, masing-masing perlakuan diulang tiga kali, perlakuan yang dicoba ialah ekstrak puntung rokok non filter merek A dan B, dengan konsentrasi 20%, 25% dan 30 %.
|
Insektisida Nabati Sebagai Pembasmi Ulat Kubis dan Busuk Pada Cabai Menggunakan Puntung Rokok |
Faktor yang dicoba ialah pertumbuhan jamur pada medium PDA, Kepadatan populasi konidium dan Persentase perkecambahan konidium, bahan terbaik secara in vitro dicoba pada perlakuan secara (in vivo) dengan rancangan Jumlah perlakuan ada dua belas masing-masing diulang enam kali, perlakuan yang dicoba ialah dengan perendaman lima menit, tujuh menit, dan sepuluh menit.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perlakuan pada ekstrak puntung rokok dan tembakau rajangan dapat menghambat perkembangan-perkembangan jamur C.capsici. Ekstrak daun tembakau rajangan dengan konsentrasi sekitar 30% secara invitro terlihat cukup baik dalam menghambat pertumbuhan dan perkembangan dari jamur Colletroticum capsici.
Dengan temuan para peneliti tersebut, Para peneliti optimis jika dikembangkan lebih lanjut maka sampah puntung rokok juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian sebagai insektisida nabati.
Sumber: viva.co.id & faperta.unsoed.ac.id
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus